Pembaruan Pembelajaran 2025, Mendikdasmen: Tidak Ada Perubahan Kurikulum Baru
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) belum lama ini menerbitkan Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 yang mengatur perubahan dari Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 terkait kurikulum pada PAUD, pendidikan dasar, dan menengah.
Dikutip dari Antara,
Jumat, 18 Juli 2025, Kemendikdasmen menegaskan tidak ada perubahan kurikulum
baru. Tahun ini, sekolah tetap bisa memilih menggunakan Kurikulum 2013 atau
Kurikulum Merdeka. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Laksmi Dewi,
menjelaskan peraturan tersebut tidak mengubah jam pelajaran maupun nama mata
pelajaran
“Jadi, tidak ada
kurikulum baru, tidak ada sama sekali nama kurikulum baru saat ini, yang ada
adalah sekolah dengan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013,” ucap Dewi dalam
kegiatan bertajuk Dialog Kebijakan bersama Media Massa di Jakarta, Jumat, 18
Juli 2025 yang dinukil dari Antara.
Penambahan
Mata Pelajaran Coding dan AI
Lebih lanjut, Dewi mengatakan pembaruan dalam
pembelajaran di tahun ajaran baru ini adalah pihaknya menambahkan mata
pelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI). Kedua mata pelajaran ini akan
diterapkan sebagai mata pelajaran pilihan mulai jenjang SD kelas 5 dan 6; SMP
kelas 7,8, dan 9; lalu SMA/SMK kelas 10,11 dan 12.
“Kami hanya menambahkan mata pelajaran coding dan
kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran pilihan,” tuturnya.
Penambahan Model Pembelajaran Deep
Learning
Selain mata pelajaran coding dan
kecerdasan buatan, Dewi menjelaskan dalam peraturan terbaru ini juga mengadopsi
model pembelajaran mendalam atau deep learning. Sistem ini
akan diterapkan di sekolah dasar dan menengah sebagai upaya meningkatkan
literasi siswa yang saat ini masih rendah. Menurut Dewi, metode pembelajaran
tersebut akan disesuaikan dengan kurikulum di masing-masing sekolah, terutama
di wilayah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan). Model pembelajaran ini
mendorong kolaborasi yang erat antara siswa dan guru, serta antar tenaga
pendidik sendiri.
Dewi menjelaskan bahwa
dalam pembelajaran mendalam, guru akan mengaplikasikan empat metode utama.
Pertama, praktik pedagogis yang mengutamakan strategi mengajar untuk
menghadirkan pengalaman belajar nyata, dengan penekanan pada pengembangan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kerja sama antar siswa. Kedua,
kemitraan pembelajaran yang membangun hubungan aktif antara guru, peserta
didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional, sehingga kontrol proses
belajar beralih dari guru tunggal menjadi kolaborasi bersama.
Ketiga, lingkungan
pembelajaran yang menyatukan ruang fisik, virtual, dan budaya belajar
fleksibel, guna mendukung berbagai gaya belajar dan mengoptimalkan kolaborasi,
refleksi, eksplorasi, serta berbagi ide. Keempat, metode ini dirancang
menciptakan proses belajar yang autentik, interaktif, fleksibel, dan
kolaboratif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa
secara menyeluruh. Adapun implementasi pembelajaran deep learning akan
diterapkan dalam kurikulum nasional tahun ajaran 2025/2026.
Sebelumnya Menteri
Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyatakan pada 31 Desember 2024,
pendekatan metode belajar deep learning akan mulai diterapkan setelah terbitnya
Peraturan Menteri. Sebagai persiapan, guru-guru akan mengikuti pelatihan khusus
untuk menguasai metode ini.
Mendikdasmen
melanjutkan, deep learning adalah pendekatan pembelajaran
terbaru yang menekankan pemahaman mendalam terhadap materi pelajaran, sehingga
proses belajar tidak terpaku pada kuantitas. Ia menegaskan bahwa deep learning
bukanlah pengganti kurikulum nasional
yang berlaku saat ini, melainkan menekankan pemahaman materi secara mendalam
dengan fokus pada kualitas, bukan kuantitas pembelajaran.
Sementara itu, Wakil
Mendikdasmen Atip Latipulhayat sebelumnya mengatakan pada 9 Desember 2024
tujuan utama pendekatan ini adalah menciptakan suasana belajar yang lebih
menyenangkan bagi peserta didik.