Deep Learning, Transformasi Cara Belajar Siswa di Kurikulum Nasional Terbaru

Featured blog image
Umum 01 August 2025

Deep Learning, Transformasi Cara Belajar Siswa di Kurikulum Nasional Terbaru

Author

ALBERT LUKY TRIANTO, S.KOM

Editor

Penjelasan lebih dalam tentang konsep deep learning yang akan diimplementasikan Kemendikdasmen dalam Kurikulum Nasional 2025-2026.

TEMPO.COJakarta - Pendidikan Indonesia memasuki babak baru dengan diterapkannya metode pembelajaran mendalam atau deep learning yang secara resmi diterapkan dalam Kurikulum Nasional 2025 mulai tahun ajaran 2025/2026.

Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Laksmi Dewi menyampaikan skema pembelajaran ini bisa membantu meningkatkan kemampuan literasi siswa.

“Kami berharap model ini bisa meningkatkan hasil belajar dan kompetensi-kompetensi siswa,” tuturnya di Grand Sahid Jaya Jakarta pada Jumat, 18 Juli 2025.

Konsep Deep Learning dalam Kurikulum Nasional

Dewi menerangkan bahwa metode pembelajaran ini akan disesuaikan dengan kurikulum di masing-masing sekolah, terutama di daerah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan). Ia menjelaskan bahwa pembelajaran mendalam atau deep learning merupakan metode yang sudah dikaji dan diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan literasi siswa. Menurutnya, metode ini dapat diaplikasikan pada Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka.

Melalui penerapan metode ini, Dewi berharap terjadi kolaborasi yang erat antara siswa dan guru, serta terjalin kerja sama yang mendalam antar tenaga pendidik. Ia menyebutkan bahwa terdapat empat pendekatan utama yang akan digunakan guru dalam pembelajaran mendalam, seperti praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi digital.

Pertama, strategi mengajar yang dipilih guru bertujuan mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan profil lulusan serta mewujudkan pembelajaran mendalam. Fokus strategi ini adalah pengalaman belajar siswa yang autentik, dengan praktik nyata yang mendorong keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi.

Kedua, kemitraan pembelajaran membangun hubungan dinamis antara guru, peserta didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional. Pendekatan ini menggeser kontrol pembelajaran dari guru semata menjadi kolaborasi bersama.

Ketiga, lingkungan pembelajaran mengintegrasikan ruang fisik, virtual, dan budaya belajar untuk mendukung proses pembelajaran yang mendalam. Ruang-ruang tersebut dirancang fleksibel agar mendukung kolaborasi, refleksi, eksplorasi, dan berbagi ide, sehingga mampu mengakomodasi beragam gaya belajar siswa secara optimal.

Keempat, pemanfaatan teknologi digital berperan penting sebagai katalisator pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Adanya berbagai sumber belajar digital menjadi peluang untuk membangun pengetahuan yang bermakna bagi peserta didik.

Apa itu Deep Learning dalam Pembelajaran

Istilah deep learning tidak hanya dikenal dari dunia teknologi, melainkan juga pendekatan pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep secara menyeluruh dan berkelanjutan. Ketua Asosiasi Pengawas Pendidikan Agama dan Keagamaan Seluruh Indonesia Yun Yun Yunadi mengatakan deep learning adalah metode pembelajaran yang tidak hanya menghafal fakta.

“Tetapi tentang mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi,” ucap Yunadi dalam keterangan tertulis, 5 Maret 2025.

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam Kota Jakarta Timur Wawan Kurniawan menjelaskan, deep learning bukanlah kurikulum baru, melainkan pendekatan pembelajaran. Ia menyebut pendekatan ini berfokus pada tiga elemen penting, diantaranya kesadaran (mindful), kebermaknaan (meaningful), dan keberlanjutan (durable).

Wawan memaparkan bahwa 'mindful' berarti siswa harus sepenuhnya hadir dalam belajar, 'meaningful' memastikan materi relevan dengan kehidupan siswa, dan 'durable' bertujuan agar pengetahuan dan keterampilan yang didapat dapat bertahan lama dan digunakan dalam berbagai situasi

Dalam kesempatan berbeda, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa deep learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan pada pemahaman materi secara mendalam, sehingga proses belajar tidak hanya fokus pada kuantitas. Sementara itu, Wamendikdasmen Atip Latipulhayat menegaskan bahwa salah satu tujuan utama deep learning adalah menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

“Penting bagaimana menciptakan pembelajaran itu menyenangkan. Jangan sampai ketika datang ke sekolah, siswa menjadi tidak senang. Untuk itulah sekarang diperkenalkan          deep learning, yang antara lain metodenya harus joyfull learning, harus gembira,” kata Atip dalam keterangan resmi, 9 Desember 2024.
SMAN 1 NITA

ALBERT LUKY TRIANTO, S.KOM

Editor