Deep Learning, Transformasi Cara Belajar Siswa di Kurikulum Nasional Terbaru
Penjelasan lebih dalam tentang konsep deep learning
yang akan diimplementasikan Kemendikdasmen dalam Kurikulum Nasional 2025-2026.
TEMPO.CO, Jakarta -
Pendidikan Indonesia memasuki babak baru dengan diterapkannya metode
pembelajaran mendalam atau deep learning yang secara resmi
diterapkan dalam Kurikulum Nasional 2025 mulai tahun ajaran 2025/2026.
Kepala Pusat Kurikulum dan
Pembelajaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Laksmi
Dewi menyampaikan skema pembelajaran ini bisa membantu meningkatkan kemampuan
literasi siswa.
“Kami berharap model ini bisa meningkatkan hasil
belajar dan kompetensi-kompetensi siswa,” tuturnya di Grand Sahid Jaya Jakarta
pada Jumat, 18 Juli 2025.
Konsep Deep
Learning dalam Kurikulum Nasional
Dewi menerangkan bahwa metode pembelajaran ini akan
disesuaikan dengan kurikulum di masing-masing sekolah, terutama di daerah 3T
(tertinggal, terluar, dan terdepan). Ia menjelaskan bahwa pembelajaran mendalam
atau deep learning merupakan metode yang sudah dikaji dan diharapkan dapat
membantu meningkatkan kemampuan literasi siswa. Menurutnya, metode ini dapat
diaplikasikan pada Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka.
Melalui penerapan metode
ini, Dewi berharap terjadi kolaborasi yang erat antara siswa dan guru, serta
terjalin kerja sama yang mendalam antar tenaga pendidik. Ia menyebutkan bahwa
terdapat empat pendekatan utama yang akan digunakan guru dalam pembelajaran mendalam,
seperti praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pemanfaatan teknologi digital.
Pertama, strategi mengajar
yang dipilih guru bertujuan mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
profil lulusan serta mewujudkan pembelajaran mendalam. Fokus strategi ini
adalah pengalaman belajar siswa yang autentik, dengan praktik nyata yang
mendorong keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi.
Kedua, kemitraan
pembelajaran membangun hubungan dinamis antara guru, peserta didik, orang tua,
komunitas, dan mitra profesional. Pendekatan ini menggeser kontrol pembelajaran
dari guru semata menjadi kolaborasi bersama.
Ketiga, lingkungan
pembelajaran mengintegrasikan ruang fisik, virtual, dan budaya belajar untuk
mendukung proses pembelajaran yang mendalam. Ruang-ruang tersebut dirancang
fleksibel agar mendukung kolaborasi, refleksi, eksplorasi, dan berbagi ide,
sehingga mampu mengakomodasi beragam gaya belajar siswa secara optimal.
Keempat, pemanfaatan
teknologi digital berperan penting sebagai katalisator pembelajaran yang lebih
interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Adanya berbagai sumber belajar
digital menjadi peluang untuk membangun pengetahuan yang bermakna bagi peserta
didik.
Apa itu Deep Learning dalam Pembelajaran
Istilah deep learning tidak
hanya dikenal dari dunia teknologi, melainkan juga pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada penguasaan konsep secara menyeluruh dan berkelanjutan. Ketua
Asosiasi Pengawas Pendidikan Agama dan Keagamaan Seluruh Indonesia Yun Yun
Yunadi mengatakan deep learning adalah metode pembelajaran yang tidak hanya
menghafal fakta.
“Tetapi tentang
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi,” ucap
Yunadi dalam keterangan tertulis, 5 Maret 2025.
Sementara itu, Ketua
Kelompok Kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam Kota Jakarta Timur Wawan
Kurniawan menjelaskan, deep learning bukanlah kurikulum baru, melainkan
pendekatan pembelajaran. Ia menyebut pendekatan ini berfokus pada tiga elemen
penting, diantaranya kesadaran (mindful),
kebermaknaan (meaningful),
dan keberlanjutan (durable).
Wawan memaparkan bahwa 'mindful'
berarti siswa harus sepenuhnya hadir dalam belajar, 'meaningful'
memastikan materi relevan dengan kehidupan siswa, dan 'durable'
bertujuan agar pengetahuan dan keterampilan yang didapat dapat bertahan lama
dan digunakan dalam berbagai situasi
Dalam kesempatan berbeda,
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa deep learning merupakan pendekatan
pembelajaran yang menitikberatkan pada pemahaman materi secara mendalam,
sehingga proses belajar tidak hanya fokus pada kuantitas. Sementara itu,
Wamendikdasmen Atip Latipulhayat menegaskan bahwa salah satu tujuan utama deep
learning adalah menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.